Apayang ada dalam pikiran anda ketika mendengar kata "taksi" ? sungguh tidak asing bukan. Bagi penggemar film era '90an, ada film dengan judul Taksi yang merupakan film drama Indonesia yang diproduksi pada tahun 1990 dan disutradarai oleh Arifin C. Noer.Film ini diperankan antara lain oleh Rano Karno, Meriam Bellina danNani Wijaya.Film ini didasarkan Kelebihan: 1. Proses boot/shut down lebih cepat. 2. Konsumsi daya CPU, hard disk (HD) dan memori yang dibutuhkan system service lebih sedikit. 3. Mengoptimisasi prefetching baik untuk HD maupun SSD. 4. Tampilan Lebih bagus dari segi 3 demensinya yang menonjol. 5. Fitur sekurity yang benar-benar ketat. Kekurangan : 1. Caraini tidak lain adalah cara agar semua pengguna dapat lebih memahami kelebihan dan kekurangan yang dikandungnya. Anda akan melihat ikon kamera di sebelah kanan tempat Anda dapat mengirim pesan. Tekan tombol ini untuk membalas Instagram Stories. Tombol komentar untuk cerita Instagram – Unduh di Play Toko dan nantikan sampai Meskinampak kewalahan, Cek Toko Sebelah tetap bisa tampil solid sebagai sebuah sajian paket lengkap kado akhir tahun–terkait dengan performa dan substansinya. Sementera Ernest semakin layak digelari “pencipta” karakter sidekick yang handal–sejak dari Ngenest lewat Patrick (Morgan) dan sekarang Yohan (Dion)–fokus Cek Toko Sebelah Filmitu sebuah layar lebar, gambar bergerak ada atau tanpa suara, ataupun potongan adegan-adegan yang disatukan sehingga terbentuk sebuah cerita yang ditayangkan di televisi maupun layar lebar. Cerita yang diangkat dalam sebuah film dapat berasal dari kisah nyata maupun sebuah karya fiksi. Film Cek Toko Sebelah bergenre komedi produksi Starvision Plus yang Denganadanya e-commerce khususnya berbasis online, konsumen mampu membandingkan banyak produk sekaligus, tinggal klik, klik, berbeda dengan toko biasa, anda harus berjalan ke beberapa tempat sekaligus apalagi yang berbeda toko. Dengan e-commerce anda tinggal buka komputer, dan cek berbagai harga barang diberbagai toko online, cari yang . Dalam perjalanan ke Bangka, yang tulisannya baru kelar 2 itu, saya diberi tahu oleh Tintus perihal anak gadis lulusan akuntansi sebuah kampus terkemuka di Jakarta yang “berakhir” mengelola toko oleh-oleh milik orangtuanya. Kisah anak yang disekolahkan tinggi-tinggi dan pada akhirnya akan mengurus dan melanjutkan usaha orangtua adalah profil yang jamak kita temukan, utamanya dalam kehidupan etnis Tionghoa di Indonesia. Ernest Prakasa kita kenal sebagai komika yang mengangkat isu etnis ini sebagai bahan pekerjaannya alias bahan lawakannya. Sesudah memulai dengan Ngenest, kini muncul karya lanjutan yang seolah menjadi pembalasan Ernest terhadap kekurangan-kekurangan di film Ngenest. Judul filmnya juga berbeda Cek Toko Sebelah. Kalau nggak percaya, cek toko sebelah’ merupakan kalimat yang cukup sering dilontarkan oleh kokoh-kokoh Tionghoa yang dagang. Dimanapun berada, pokoknya, kecuali di balai kota Jakarta. Heuheu. Kalimat itu yang diambil oleh Ernest dan timnya sebagai judul, meski sebenarnya dari konten cerita, nyaris tidak ada hubungannya. Dikisahkan ada dua orang lelaki kakak beradik, sedikit beda nasib. Yohan Dion Wiyoko menjadi sosok kakak yang kalah saing dengan adiknya, Erwin Ernest. Ada permasalahan antara Kokoh Yohan dengan sang ayah, Koh Afuk Chew Kin Wah, ada hal yang dingin dalam hubungan mereka. Pada saat yang sama, Yohan hidupnya tidak baik-baik benar. Kerjaan freelance, duit nggak banyak, rumah masih ngontrak pula kayak saya. Erwin sebagai seorang adik jelas lebih moncer karena kariernya bagus dan pada saat yang sama akan mendapat promosi ke kantor di Singapura. Permasalahan muncul kala Koh Afuk mulai sakit-sakitan dan ingin mewariskan tokonya. Masalah antara Koh Afuk dan Yohan menjadikan Erwin dipilih Koh Afuk sebagai orang yang tepat untuk melanjutkan toko tersebut. Yohan nggak terima, Erwin jelas nggak berminat. Pada akhirnya dilema antara karir Erwin dan keinginan Yohan untuk mengurus toko, serta balada pengusaha properti yang berminat pada tokonya Koh Afuk menjadi pusaran penting dalam film ini. Sudah, ya, nanti dikira spoiler. Cek Toko Sebelah bagi saya terbilang pas. Beberapa logika yang di film-film lain dianggap ringan dan diabaikan, cukup beres dalam film ini. Saya sendiri angkat topi kepada Ernest yang berani-beraninya mengangkat topik tentang kehidupan Tionghoa, ditambah bumbu kehidupan Kristen pula. Ada salib yang tergantung di leher hingga adegan doa disertai ayat dari Alkitab. Agak ngeri sejatinya di jaman kebencian lebih mudah ditemui daripada cewek cantik seperti sekarang ini. Saya yakin, pengalaman Ernest sebagai anak Tionghoa yang besar dalam kehidupan dagang menjadi modal untuk menggarap detail dengan ciamik. Relasi antar karyawan toko digambarkan dengan cair, persis kayak saya melihat karyawan di Kampung Cina Bukittinggi berelasi dengan yang punya toko. Termasuk juga hubungan dengan karyawan di toko sebelah. Mulus. Film ini boleh dibilang 50% komedi, 50% drama. Saya sendiri mendapati porsi yang pas dalam pembagian itu. Saya tertawa keras dalam beberapa adegan, namun juga haru kala Koh Afuk memeluk Yohan di makam. Oh, iya, adegan favorit saya sebenarnya ada di bagian awal film. Adegan yang terbilang nggak penting, alias diedit juga nggak masalah, namun ditampilkan sedemikian cakep. Alkisah, Yohan dan Ayu Adinia Wirasti naik motor bareng-bareng dan nyaris ditabrak taksi. Yohan marah-marah sambil memukul taksi hingga supirnya keluar. Supir ditampilkan tampak belakang terlebih dahulu. Yohan marah-marah sambil berkata, “Memangnya negara ini punya bapakmu apa?” Adegan ini menjadi sangat lucu kala wajah si supir taksi ditampilkan. Kenapa lucu? Ya, nonton sendiri dan nikmati saat-saat untuk ngakak gila dalam adegan yang satu ini. Cerita kala Yohan bermain kartu dengan teman-temannya juga selalu menarik, pun dalam dialog Erwin dengan Bu Sonya, bos di kantor. Pokoknya, “Harta yang paling berharga adalah keluarga….” Kalaulah ada yang kurang dalam film ini adalah konflik Yohan dan Koh Afuk yang tampak tanggung. Konfliknya ada, namun penonton seperti saya sungguh bertanya, sebenarnya apa yang terjadi diantara mereka?’. Setidak bisa apakah Yohan mengurus diri? Seditolak apakah Ayu oleh Koh Afuk? Menjadi semakin rancu karena sebenarnya ada Adinia Wirasti dalam permasalahan ini. Terasa nanggung sekali dan posisi Rasti jadi sayang, karena kita tahu sebagai Karmen, Rasti mendapat peran yang klop dengan masalah. Detail dalam film ini terbilang bagus, hanya beberapa yang perlu dipertanyakan. Pertanyaan paling hanya soal kamar apartemen Erwin yang apakah memang sekecil itu? Berasa nginep di hotel Whiz atau Amaris, gitu. Sisanya, top. Bahkan mobil Koh Afuk sampai mengingatkan saya kepada Tionghoa kaya raya di Cikarang yang punya tanah begitu banyak namun mobilnya masih edisi lawas. Film ini cocok bagi yang sedang bermasalah dengan keluarga, atau barusan kena kemalangan dan merasakan perlunya kebersamaan keluarga. Sungguh, harta yang paling berharga adalah keluarga. Istana… Nggak ngerti? Katrok. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Film ini menceritakan sebuah cerita cinta dan keluarga. Film ini menggabungkan antara komedi dan drama dan dikemas secara rapih untuk ditayangkan. Film ini merupakan karya Ernest Prakasa dan dibintangi oleh Gisel Anastasha, Adinia Wirasti, Chew Kinwah dan Dion Wiyoko. Film ini mengangkat cerita keluarga keturunan Tionghoa yang mempunyai toko ini bermula penggabaran sikap orang tua yang pilih kasih terhadap anaknya. Bersekolah tinggi-tinggi tapi tetap harus menjalankan warisan kedua orang tuanya yaitu menjaga toko. Chew Kinwah mempunyai 2 anak laki-laki yaitu Ernest dan Dion. Ernest bekerja di salah satu perusahaan ternama dan sudah mempunyai jabatan. Ernest berencana ingin pindah keluar negri tetapi sang ayah melarangnya dan menyuruhnya untuk tinggal di Jakarta dan meneruskan toko kelontongannya. Dion yang pada saat itu tidak mempunyai pekerjaan sangat marah mendengar perkataan ayahnya. Dia berfikiran kalau ayahnya tidak sayang dan hanya sayang kepada Ernest dan selalu memperhatikan Ernest. Disaat itulah ada kecemburuan social yang mengakibatkan terjadinya satu sisi Ernest juga tidak mau untuk meneruskan toko kelontongan ayahnya karena dia berfikiran kakanya lah yang pantas untuk meneruskan toko tersebut. Kekasih hati dari Ernest yaitu Gisel juga tidak setuju dengan tujuan ayahnya Ernest, Gisel lebih senang kalau Ernest bekerja di perusahaan ternama. Terjadilah perdebatan antara Ernest dan Gisel. Ernest tidak mau menjadi anak yang tidak patuh kepada ayahnya. Disaat itulah Ernest mulai berfikir untuk membujuk ayahnya agar toko tersebut dijalankan oleh kakanya. Sementara itu di lain sisi Dion dengan istrinya yaitu Adinia merasa keuangannya sedang tidak bagus. Dion dan Adinia bekerja keras membangun sebuah usaha kecil. Usaha kecil itu bisa ia gunakan untuk memperbaiki keuangan keluarganya. Baru ingin dimulai kejadian terjadi. Ruko yang ingin Dion sewa ternyata milik mantan Adinia dan itu membuat Dion sangat kecewa dan tidak menyetujui hal itu. Adinia sangat sedih mendengar kabar tersebut lalu dia mengurungkan kembali niat untuk berjualan dan pada akhirnya Dion kembali kepekerjaannya yaitu menjadi photographer sebuah weeding Organizer. Di scene terakhir akhirnya ayah dari Dion dan Ernest terketuk hatinya untuk menyerahkan toko tersebut kepada Dion dan istrinya karena sesungguhnya merekalah yang memang pantas untuk mendapatkan toko tersebut. Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya "Kita tidak akan disuguhkan drama yang mengaduk emosi begitu lama,komedi yang ditawarkan Ernest di film ini sungguh sangat renyah"Cek Toko Sebelah 2017 Sutradara Ernest PrakasaPenulis Skenario Ernest PrakasaProduser Chand Parwez ServiaBintang Film Ernest Prakasa, Dion Wiyoko, Gisella Anastasia, Adinia WirastiGenre Comedy, Drama, FamilyReview Awas Spoiler Setelah ini saya akan memberkan ulasan secara mendalam tentang film ini, mohon yang belum menonton film ini jangan melanjutkan membaca. Karena di samping tidak akan seru bila kalian membaca ini lalu menontonya, juga karena kita harus menghargai sebuah sebuah kekurangan merupakan ciri khas stand-up comedy a la Ernest Prakasa. Di film pertama, ia memvisualisasikan bukunya yang berjudul sama "Ngenest". Di film itu ia menertawakan masa kecilnya yang di-bullly karena keturunan Tionghoa, memparodikan hal yang sebagian orang masih menganggap itu tradisi atau bahkan saya tidak pernah membaca ketiga buku yang dibuat Koh Ernest itu. Tapi ketika melihat film Ngenest, satu hal yang saya ingat rapi. Komedinya sangat segar, dicampur dengan drama keluarga yang menggelitik sekaligus menyentuh. Di film Ngenest, saya merasa Ernest terihat terkotak, sedikit kaku dan tidak terlalu bebas. Ya, mungkin Ngenest memang harus terstruktur karena film itu adaptasi dari buku. Mungkin juga dikarenakan dia menjadi sutradara pertama film keduanya, "Cek Toko Sebelah" yang setelahnya akan disebut CTS, Ernest seperti meloncat dari buku; terlihat bebas namun tetap rapi. Di film CTS Ernest kembali mengambil "adat" dari Tionghoa. Anak seorang Tionghoa yang sukses, kuliah ke luar negeri tapi ujung-ujungnya disuruh menjaga toko CTS, yang berperan menjadi anak itu adalah Ernest Prakasa sendiri Erwin. Dia sukses kuliah di Australia dan mempunyai jabatan yang tinggi di kantornya; bahkan dia akan dipromosikan bekerja di Singapura. Erwin mempunyai pacar yang juga mempunyai karir cemerlang, Natalie Gisella Anastasia.Erwin mempunyai ayah yang mempunyai toko yang lumayan sukses, Koh Afuk Chew Kin Wah. Beliau adalah aktor dari Malaysia yang juga bemain di film "My Stupid Boss". Koh Afuk ini mempunyai anak buah di toko miliknya yang berperilaku absurd ada Yadi Adjis Doa Ibu, Rojak Awwe, Kuncoro Dodit Mulyanto, dan yang mempunyai peran paling mengena bacamenggelitik adalah Naryo Yusril Fahriza.Koh Afuk juga mempunyai anak lain kakaknya Erwin,namanya Yohan Dion Wiyoko. Yohan mempunyai hidup yang berantakan, bahkan dia pernah masuk penjara. Suka main judi dan mempunyai istri seorang pribumi bernama Ayu Adinia Wirasti.Erwin yang mempunyai karir sukses tiba-tiba binggung dengan permintaan Koh Afuk yang tengah terbaring di rumah sakit yaitu untuk mewarisi toko. Erwin yang merasa karirnya cemerlang dan tidak enak hati dengan abangnya Yohan, mencoba menyakinkan Koh Afuk untuk memikirkan permintaan itu. Tapi Koh Afuk berkeras hati untuk memberikan toko itu kepada Erwin; tidak kepada Yohan yang menurut Koh Afuk, dia mengurus sendiri dan istrinya saja tidak mampu apalagi mengurus toko beserta pun menyerah dan menyanggupi permintaan Koh Afuk karena Koh Afuk bercerita tentang susah payahnya membangun toko itu dengan istrinya. Erwin tidak mampu menolak karena ingat ibunya yang telah tiada. Koh Afuk bilang untuk mencoba dulu 1 bulan, dan bila sudah selesai Erwin boleh memilih untuk terus menjaga toko itu atau meneruskan karirnya. Natalie yang merasa "menjaga" toko bukanlah pekerjaan yang baik memprotes keputusan Erwin itu. Begitupun juga Yohan yang memperlihatkan dia marah sampai memukul lemari kayu. Ayu sebagai istri idaman Yohan berusaha menenangkan melihat sosok Ayu sampai ending film ini, Adinia Wirasti sangat pas memerankan toko ini dengan wajah teduhnya Kita tidak akan disuguhkan drama yang mengaduk emosi begitu lama. Komedi yang ditawarkan Ernest di film ini sungguh sangat renyah. Awwe dan Adjis yang pernah bermain di film Ngenest dihadirkan kembali. Tentu kolaborasi mereka yang absurd sangat menjanjikan. Ditambah seorang Dodit Mulyanto, semua komedi itu seperti sebuah tarian yang pecah lucu sekali, entah celetukan seorang Dodit di film ini murni dari skenerio Ernest apa dari pengembangan Dodit sendiri. Semua terasa pas sekali kalau Dodit yang ada satu tokoh lagi yang mempunyai andil di ranah komedi film ini, yaitu Naryo yang diperankan Yusril Fahriza. Naryo adalah karyawan Koh Afuk yang paling "feminim" dalam body pria tentunya. Akting Yusril yang banci, tubuh yang tambun serta rambut belahan tengah,sukses memberi kita loncatan emosi dari kesedihan drama ke komedi yang mengocok perut. Komedi bukan datang dari mereka saja, ada dari toko sebelah saingan Koh Afuk, dan juga teman-teman Yohan yang bermain judi kartu komedi tentang analogi buah membekas sampai sekarang di otak saya yang mayoritas mereka komika dan sebagian pernah bermain di film juga putra dari Presiden Jokowi, Kaesang, yang berperan menjadi supir taksi. Pokoknya drama, komedi dan pesan-pesan yang ingin disampaikan Ernest mengalir rapi bagai kita membaca sebuah buku; setiap babak selalu meminta perhatian kita, tidak ada waktu kita untuk bosan dengan alur seperti semua film, selalu ada kekurangan; di CTS juga ada tapi sangat adegan yang menurut saya "percuma", seperti adegan seorang ibu melunasi hutang; di situ ada Koh Afuk yang sedang menghitung uang pengembalian ibu tadi dan memprotes kok tidak sama dengan hitunganya. Koh Afuk mencari sesuatu di bawah meja, lalu bilang kalau jumlahnya ternyata sesuai. Setelah itu Koh Afuk pergi dan ibu tadi mencubit pipi dan memuji ketampanan saya, tidak ada korelasi dengan jalan cerita; kecuali untuk menekankan ibu-ibu tadi sering hutang dan bukan pelanggan yang baik dan untuk disambungkan dengan dialog Koh Afuk kepada Pak Nandar owner toko saingan Koh Afuk pada saat Koh Afuk mau menjual tokonya, dia menitipkan pelanggannya termasuk ibu tadi, dan Pak Nandar merasa keberatan karena ibu tadi sering berhutang. Atau hanya penekanan bahwa Erwin selain juga sukses tapi juga tampan? Hahaha, hanya tuhan dan Koh Ernest yang film ini Erwin menggunakan banyak dialog berbahasa Inggris, di sinilah penekanan kalau Erwin pernah kuliah di Australia. Hmm, tapi perasaan saya berkata itu terlalu berlebihan. Terutama pada saat dialog-dialog penting seperti dialog pertengkaran. Mungkin masalah selera, tapi menurut saya kurang pas. Mungkin dialek Inggris Ernest yang masih "terlalu" Indonesia menjadikannya kurang pas untuk orang yang lama kuliah di AustraliaAkting semua peran menurut saya pas; Koh Afuk sanggat menyentuh ketika meminta maaf ke Yohan di pemakaman, dan Dion Wiyoko tidak usah diragukan lagilah sayang sekali lagi, menurut saya Erwin kurang cocok memerankannya. Alasannya sederhana saja, mengapa dia tidak ikut menangis di pemakaman? Coba Erwin menangis, ah tentu banjir air mata satu studio bioskop. Ini bukan berati akting Ernest jelek ya! Tapi pasti masih bisa lebih baik yang sudah saya sebutkan diatas, Adinia Wirasti sangat pas memerankan Ayu; sebagai istri dari pernikahan yang tidak disetujui Koh Afuk karena Ayu pribumi. Ayu sangat sabar meski Yohan belum bisa mewujudkan mimpinya unuk memiliki toko kue sendiri. Walaupun Ayu ditawari mantan kekasihnya sebuah rumah untuk toko kue impiannya, ia tidak serta merta mengambil keputusan sendiri. Di sini ada dialog yang sangat mengena di hati ketika Ayu menceritakan perihal tawaran dari mantan kekasihnya tadi dan Yohan tidak setuju dan berbicara, "Aku yang mewujudkan mimpimu, bukan orang lain!"Ayu menjadi toko protagonis yang paling manis di film ini. Sedangkan Gisella Anastasia memberikan peran yang penuh dengan emosi, tapi di akhir cerita kita akan luluh dengan akting tentang dia bersedia menjadi istri sorang penjaga tidak menyangka Chew Kin Wah, yang saya lihat pertama kali di film My Stupid Boss, bisa berlogat Indonesia seperti itu. Aktingnya ketika dia menjual tokonya, ah tidak menyangka beliau bisa mengaduk air mata penonton seperti Prakasa membuktikan bahwa semua orang bisa lebih baik. Selalu berat meneruskan karya pertama yang disambut positif banyak orang, tapi Ernest Prakasa merobohkan tembok itu dengan film keduanya ini. Salut!Semua hal yang sedemikian rapi di CTS ini di bumbui dengan gurih oleh soundtrack dari The Overtunes dan GAC Gamaliel Audrey Cantika. Di film pertama, The Overtunes cukup sukses. Kali ini Ernest menggandeng mereka lagi dan kali ini bersama dan lirik pas sekali mengalun di tiap babak film ini. Seperti salah satu judul lagunya Berlari Tanpa Kaki. Cek Toko Sebelah sangat mungkin untuk berlari menembus batas, tanpa kaki terbang, jauh, tidak hanya berlari melewati layar bioskop dan jatuh ke hati penonton, tapi jauh berlari menjadi salah satu film terlaris di adalah seorang pecinta film dalam negeri maupun luar negeri,tidak pernah bersekolah film tapi penikmat film berdosis tinggi. Tapi jujur bukan orang gila. Pengulas hanya mengulas film dengan sejujur-jujurnya dan apa adanya berusaha berimbang dengan kelebihan dan kekurangan film itu Bahrul Hikmah. Pemain dan sutradara film Cek Toko Sebelah 2 saat press conference pada Jumat 22/7/2022 IDN Times/Erfah Nanda Siapa yang menunggu Cek Tokoh Sebelah 2 tayang? Kabar gembira, film besutan Ernest Prakasa ini akan tayang pada liburan akhir tahun ini di seluruh bioskop Indonesia. Memulai syuting pada 26 Juli 2022 kemarin, akhirnya rampung dalam beberapa bulan suksesnya Cek Toko Sebelah yang pertama pada 2016, Ernest pun kembali menggarap kisah Koh Afuk dan dua anaknya. Nah, ini dia sinopsis Cek Toko Sebelah 2 yang kamu tunggu-tunggu!1. Sinopsis Cek Toko Sebelah 2 Cek Toko Sebelah 2 bakal melanjutkan kisah tentang Koh Afuk dan kedua anaknya, yaitu Yohan dan Erwin. Kali ini, Erwin memantapkan hatinya untuk melamar sang pacar bernama ibu Natalie tidak bisa percaya begitu saja dengan Erwin. Wataknya yang keras itu membuat Erwin harus menghadapi berbagai tuntutan demi memenangkan hati calon sampai di sana, ternyata masalah perbedaan kelas sosial juga jadi salah satu alasan sang ibu tidak mengizinkan anaknya menikah begitu saja. Pasalnya, penyebab ia bercerai dengan suaminya salah satunya karena status sosial. Makanya, Agnes sangat berhati-hati untuk menentukan jodoh sang sisi lain, ada Koh Afuk yang terus mendesak Yohan dan istrinya, Ayu, untuk segera memiliki anak. Permintaan itu selalu ditolak Yohan dengan dalih belum mapan. Ia khawatir dengan berbagai macam biaya pengeluaran untuk anaknya kelak jika belum berjalannya waktu, bisnis yang ia kelola menunjukkan kemajuan yang bagus. Melihat hal itu, Koh Afuk pun menagih janji anak sulungnya itu untuk punya inginnya, ia menyuruh Amanda Widuri Puteri, keponakan Yohan, untuk memancing mereka berdua. Sayangnya, Yohan dan Ayu merasa kalau keputusan punya anak itu perlu komitmen serius dan mereka berdua sebenarnya belum siap untuk hal Pemain yang digaet Ernest PrakasaChen Kin Wah sebagai Koh Afuk yang meramaikan film Cek Tokoh Sebelah 2 akan sama seperti musim sebelumnya dan beberapa bintang baru. Nantinya, Chen Kin Wah, aktor asal Malaysia itu kembali berperan sebagai Koh Afuk. Lalu Dion Wiyoko sebagai Yohan, Ernest sendiri sebagai Erwin, dan Adinia Wirasti sebagai dua aktor baru, yaitu Laura Basuki bakal mengisi peran Natalie yang sebelumnya adalah Gisella Anastasia. Lalu ada Maya Hasan sebagai ibu Natalie bernama Agnes. Baca Juga 10 Fakta Cek Toko Sebelah 2, Drakor Jadi Referensi Menulis Skripnya 3. Perbedaan musim satu dan duaAdinia Wirasti sebagai Ayu Cek Toko Sebelah 2 yang direncanakan rilis akhir tahun ini memiliki beberapa perbedaan dari musim yang pertama. Ernest selaku sutradara menyebut dalam film kedua ini ia akan mengeksplorasi setiap karakternya dengan lebih detail. Tak sampai di situ, hadirnya Meria Anastasia sebagai penulis skenario membuat film ini seimbang dari perspektif laki-laki dan perempuan. Jika di season satu konfliknya berpusat pada ayah dan anak, kali ini ditambah dengan Ayu dan dari itu, nantinya penonton bisa lihat karakter dan latar belakang Ayu dan Natalie yang sebelumnya tidak terlalu ditonjolkan. Dari pendalaman karakter itulah nantinya akan memunculkan berbagai konflik dalam Tanggal tayang filmlogo Cek Toko Sebelah 2 penantian selama 6 tahun sejak season pertama tayang, Cek Tokoh Sebelah 2 akan siap meramaikan bioskop Tanah Air mulai 22 Desember 2022 mendatang. Film yang bergenre drama-komedi ini bisa ditonton semua kalangan. Yang penting, jangan lupa untuk nonton seri pertama biar gak bingung, ya!Nah, itulah sinopsis film Cek Tokoh Sebelah 2 yang akan tayang pada 22 Desember mendatang. Apakah kamu sudah siap menyambut Ayu dan Natalie saat liburan nanti? Jangan lupa beli tiketnya, ya! Baca Juga Resmi Diproduksi, Ini Perbedaan Cek Toko Sebelah Pertama dan Kedua!

kelebihan dan kekurangan film cek toko sebelah